Penyesalan Si Tukang Kayu_Motivasi

Kisah Motivasi:
Penyesalan Si Tukang Kayu

Hari ini aku mendapat cerita yang sangat inspiratif sekali dari temanku yang memimpin apel pagi di kantor. Temanku ini nama panggilannya Rahman, karyawan bagian Marketing yg suka sekali membaca buku-buku motivasi dan juga pernah beberapa kali mengikuti seminar motivasi. Maka pantas kalau pagi ini dia memotivasi kami, peserta apel yg berjumlah sekitar 20 orang, dengan kisah yg sangat bagus dan memotivasi, meskipun dia tidak menyebutkan dari mana sumbernya.

Ceritanya tentang seorang tukang kayu yang sudah lama bekerja pada majikannya. Dia selama ini bekerja dengan penuh dedikasi, loyalitas dan prestasi. Dia bekerja dengan sempurna. Rancangan bangunannya selalu terukur, presisi, sehingga selalu menghasilkan hasil karya yg sempurna.

Kini Si Tukang Kayu merasa sudah terlalu lama dan terlalu tua untuk terus bekerja pada majikannya. Apalagi dia juga merasa bahwa penghargaan yang diberikan majikannya selama ini tidak setimpal dengan prestasinya. Perasaan itu selama ini dipendam dalam hatinya, meskipun pada akhirnya dia tidak tahan juga. Maka dia pun memberanikan diri untuk mengajukan pengunduran diri.

”Majikan,” kata Si Tukang Kayu membuka pembicaraan ”Dengan segala kerendahan hati hari ini saya mengajukan pengunduran diri, karena saya sudah terlalu tua,” imbuhnya.

”Ya, saya tahu.” kata Sang Majikan. ”Meskipun saya sebenarnya masih sangat membutuhkan kamu, tetapi kalau itu sudah jadi pilihanmu, aku tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Si Majikan.

”Tapi, aku ada permintaan sekali lagi. Untuk terakhir kalinya. Saya harap kamu tidak menolak”, pinta Si Majikan.

”Apa permintaan Majikan”, kata Si Tukang Kayu.

”Tolong aku dibuatkan sebuah rumah”, kata Si Majikan tegas.

”Ya, Majikan”, kata Si Tukang Kayu dengan berat. Dalam hati dia merasa tidak ikhlas, karena bukannya penghargaan yg majikannya berikan, tetapi justru pekerjaan. Padahal dia sudah mengajukan pengunduran diri.

”Pekerjaan terakhir”-nya itupun dikerjakan, tetapi kali ini dia tidak mengerjakan dengan penuh dedikasi. Ia bekerja dengan asal-asalan. Segala-sesuatunya tidak dirancang dan direncanakan dengan matang. Yang penting cepat selesai agar ia bisa segera pensiun.

Setelah beberapa lama rumah itu pun jadi. Tetapi hasilnya sangat mengecewakan. Ia sendiri tidak menyukai hasilnya, tetapi ia merasa puas karena sudah bisa melampiaskan kekecewaannya dengan memberi hasil yg buruk bagi majikannya. ”Syukurin!” pikirnya.

Maka dia pun menghadap kepada majikan sambil melaporkan hasilnya. Sang Majikan pun berkata: ”Ya. Terima kasih kamu telah melaksanakan permintaanku yang terakhir. Sebagai imbalannya, ini satu amplop untuk bayaran atas pengerjaan rumah ini. Dan satu amplop lagi untuk penghargaanku atas kesetianmu dan dedikasimu selama ini. Terimalah!”

Maka Si Tukang kayu pun menerima kedua amplop itu, mengucapkan terima kasih, lalu pulang.

Sesampainya di rumah, dibukanya amplop yg pertama. Isinya berupa uang gaji dalam jumlah yg wajar atas pengerjaan rumah terakhirnya itu. Amplop ke dua pun kemudian di bukanya. Betapa terkejutnya Si Tukang kayu melihat isi amplop yg ke dua. Amplop itu berisi kunci rumah dengan selembar kertas yang berbunyi:

”Terima kasih atas dedikasi dan prestasimu yg baik selama ini. Ini adalah kunci rumah yang terakhir kali aku minta kamu membangunnya. Rumah ini untukmu, sebagai penghargaanku kepadamu, Tukang Kayuku yang baik. Salam.”

Si Tukang Kayu pun menyesali diri. ”Kenapa aku tidak berbuat yang terbaik sampai dengan akhir masa karierku?” katanya dalam hati.

***

Semangat / spirit / roh dari kisah ini menurut saya adalah:

Kadang-kadang kita tidak mau bekerja secara optimal jika kita merasa perusahaan tempat kita bekerja tidak menghargai hasil kerja kita, baik karena gaji yang rendah, tidak ada bonus, karier planning yang buruk, terlalu mengekang, diskriminatif, dsb, dsb.

Akhirnya, meskipun kita telah bekerja bertahun-tahun, tetapi kita hanya menjadi orang / karyawan yang tidak profesional, tidak menguasai pekerjaan kita / tidak kompeten, tidak punya sesuatu yang bisa kita banggakan dalam diri kita. Padahal, profesionalitas inilah yang sebenarnya bisa menjadi ”kunci kesuksesan” kita yang bisa kita jual di perusahaan lain, atau sebagai ”modal” kita untuk berwira-usaha.

Banyak contoh dalam kehidupan nyata seperti yang dilakukan oleh tukang kayu tadi. Sebelum keluar dari perusahaan, melakukan hal-hal buruk yang merugikan perusahaan, sehingga pada akhir kaiernya di perusahaan itu namanya menjadi buruk. Akibatnya, ketika melamar ke perusahaan lain, karyawan seperti ini sering kali ditolak karena ”referensinya” buruk, atau tidak bertahan lama di perusahaan yang baru karena reputasinya buruk.

Baca kisah lainnya: lihat di "Daftar Isi".

1 comment:

  1. Casino City NJ - Use Your Zip Code for $1250 Match
    CasinoCity 순천 출장안마 New 시흥 출장안마 Jersey 태백 출장안마 offers 강릉 출장마사지 online slots and casino games, 정읍 출장안마 including blackjack, craps, roulette, keno and more!

    ReplyDelete

Use coupon code for $5 off your first coffee purchase- BLOGME5

Baca Kisah-kisah Motivasi Lainnya di Bawah Ini: